Hardiono; Pemimpin Tanpa Dukungan Masyarakat Apalah Artinya

PN.DEPOK l — Antusiasme warga Kota Depok dalam menyambut pesta demokrasi pilkada 2020 mulai menggeliat. Seperti yang dilakukan Komunitas Masyarakat Madani Peduli Depok (Mama Pede), yang telah melakukan survei bersama Center Social, Political, Economic, Laws Studies (CESPELS) Ubedilah Badrun, guna untuk melihat calon pemimpin Kota Depok yang bisa diandalkan.

“Tujuannya untuk melihat secara objektif dan akademis keinginan dari warga kota. Nah dari tanggal 16 – 19 kami melakukan survei pada pemahaman warga di bidang politik dan pembangunan, seperti di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pekerjaan, untuk mengetahui sikap warga, ” ujar Buyung Binasri, Senin (13/1/2020).

Dari riset tersebut, menurut Buyung terpetakan bahwa ada 68,2 persen masyarakat berpendapat Walikota Depok gagal melaksanakan visinya yang Unggul, Nyama, dan Religius. Kemudian ada 50.4 persen warga responden yang menginginkan pemimpin baru. Dari pilihan calon pemimpin baru ini muncul tiga belas figur.

“Dari 13 figur ini muncul nama pejabat Sekda Kota Depok Hardino di antara politisi PKS Imam Budi Hartono dan Politisi PPP Qonita Luthfiyah dengan masing masing perolehan persentase 18,7, 8,0, dan 7,5,” terang Buyung lagi.

Dengan munculnya nama Hardiono, menurut Buyung – Mama Pede tertarik untuk mendukungnya. Dan simbol dukungan tersebut dengan cara menyerahkan hasil survei yang dilakukan CESPELES dengan inisiasi Mama Pede.

Sementara Hardiono merasa surprise juga diberikan hasil survei dari pendukungnya. “Saya sangat mengapresiasi dukungan ini. Baru kali ini saya melihat ada pendukung kepada seorang figur untuk maju di pilkada dengan terlebih dahulu mareka survei, riset mandiri. Jadi tidak asal main perasaan dan ngomong aja dukung. Ini model cerdas dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,” ungkap Hardiono.

Menurut Hardiono, hasil survei ini menjadi salah satu pembuktian ilmiah akan dukungan yang diberikan.

Meski begitu, Hardiono sadar dengan statusnya sebagai birokrat yang terikat dengan peraturan perundangan. Maka, walaupun tidak menampik sebagai penghormatannya kepada demokrasi, Hardiono sangat berhati-hati. Dan ia akan tetap fokus akan tanggungjawabnya sebagai pelayan masyarakat.

“Hingga waktunya sesuai proses saya akan maju bila didukung masyarakat Depok seperti komunitas Mama Pede ini. Karena pemimpin tanpa dukungan masyarakat apalah artinya,” tutup Hardiono.*** (pg)

 

 

 

 

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: pajajaranred@gmail.com Terima kasih.