PN. BOGOR | — Pelestarian nilai-nilai budaya Sunda dapat dilakukan antara pemerintah, wakil rakyat dan masyarakat melalui pendidikan formal dan informal, pengembangan komunitas, serta pemanfaatan teknologi informasi yang terus berkembang.
Salah satu caranya antara lain memasukkan materi- materi tentang budaya Sunda ke sekolah-sekolah, menggunakan bahasa Sunda di dalam keluarga dan lingkungan kerja, menyelenggarakan festival budaya, mengembangkan pariwisata budaya, serta memanfaatkan teknologi digital untuk promosi dan pelestarian budaya Sunda.
Demikian disampaikan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Haji Fikri Hudi Oktiarwan, S.Sos dalam acara dialog anggota dewan menyapa warga berbasis budaya yang diselenggarakan oleh paguyuban Bale Raksa Riksa Budaya Sunda pimpinan Abah Aries Mulyana, di Kompleks 04 PLTA Karacak Indonesia Power, Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, Rabu (3/12/2025).
Acara dibuka dengan tradisi upacara Adat Lengser yang menarik antusias masyarakat yang hadir, lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta pembacaan kidung Sunda dalam prosesi penyambutan kedatangan dewan Haji Fikri yang membuat suasana begitu khidmat.
Haji Fikri mengucapkan terimakasih kepada paguyuban Bale Raksa Riksa Budaya Sunda pimpinan abah Aries yang telah bersedia menjadi penyelenggara kegiatan ini, dewan asal PKS itu mengatakan program dewan menyapa warga adalah wadah untuk menjaga nilai-nilai tradisi budaya sunda sekaligus untuk memperkuat hubungan antara wakil rakyat dengan masyarakat pemilihnya.
“Terimakasih abah Aries juga seluruh warga Leuwiliang yang sudah hadir memeriahkan acara mulai dari pagi hingga siang ini. Mudah mudahan program seperti ini bisa terus terlaksana secara berkelanjutan demi untuk melestarikan nilai budaya Jawa Barat,” tutur Haji Fikri.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, Pemerintah dan DPRD Provinsi Jawa Barat menunjukkan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat, mendengarkan aspirasi secara langsung, dan memperkuat nilai-nilai budaya Jawa Barat dalam setiap proses pembangunan daerah,” tambahnya.
Acara di hadiri oleh Camat Leuwiliang, perwakilan tokoh-tokoh sepuh dari wilayah Bogor Barat, dan para pendekar pencak silat. dan ditutup dengan ramah tamah makan siang bersama.***(Dull)


















