PN.DEPOK l — Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok berharap angkutan massal light rapid transit (LRT) bisa melintas di wilayah Kota Depok. Karena saat ini stasiun LRT sudah berada di perbatasan Cibubur dan Harjamukti yang masuk ke wilayah Depok.
Menurut Hardiono, Pemkot Depok sudah pernah mengajukan permohonan dan kajian untuk LRT agar dapat melintasi lingkar Depok.
Sementara itu, Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan rencana tersebut sudah masuk wacana. Namun belum akan terwujud dalam waktu dekat ini.
Pasalnya LRT masih menyelesaikan pembangunan jalur yang saat ini menjadi prioritas, termasuk yang melintas ke Bogor.
“Nantinya mungkin bisa ada. Bisa masuk koridor selatan. Rencana ada tetapi tidak dalam waktu dekat ini. Kami fokus bangun yang sudah ada saat ini dulu,” tutur Bambang.
Perihal rute-rute mana yang nantinya akan dilintasi LRT, Bambang juga mengaku belum bisa menetapkan jalur perlintasannya. Apakah melalui Juanda kemudian Pondok Cina atau bagaimana detailnya.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, moda transportasi LRT dengan rute Cibubur hingga Pondok Cina pada tahun 2022 mungkin baru bisa terwujud.
“Karena pembangunan LRT tersebut sudah masuk dalam Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (RITJ) sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018,” jelas Dadang.
Berdasarkan Pepres itu, Kota Depok harus memiliki 5 transit oriented development (TOD) atau hunian terintegrasi transportasi massal.
Dadang mengatakan, Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (BPTJ) telah melakukan feasibility study atau studi kelayakan rute LRT Cibubur ke Pondok Cina.
“Semua sudah ada RITJ-nya dan studi kelayakannya telah disusun oleh BPTJ rute LRT-nya dari Cibubur hingga Pondok Cina,” ucap Dadang lagi.
Dadang juga menyampaikan, pihaknya tengah mengusulkan dana Rp 600 miliar untuk pembangunan tersebut.
“Rp 600 miliar tersebut diusulkan ke anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), usulan dana ke provinsi, ke Kementerian Perhubungan, dan mengusulkan dana ke swasta, jadi ada lintas pembiayaan, tetapi investasi yang paling besar itu ya dari dana swasta,” tutup Dadang.*** (pege)
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: pajajaranred@gmail.com Terima kasih.