PN.BEKASI l — Kita dapat belajar menjadi pribadi yang biasa mengucap syukur dari para janda lanjut usia berprofesi sebagai pemulung. Ucapan syukur itulah yang menjadi sumber kedamaian serta kebahagiaan.
“Bahagia dan bersyukur, itulah kata-kata yang terucap dari emak Eco. Luar biasa. Mereka pemulung hanya judul; status profesi. Tapi hati dan jiwa mereka luar biasa melebihi siapapun,” ujar *Rani Anggraini Safitri* penggiat sosial dari Komunitas Sahabat Kartini, saat mengunjungi gubuk pemulung, Mak Eco, di Kampung Kranggan Kulon RT.001/009, Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi, Minggu (21/06/2020).
Berkali-kali, kata Rani, hanya ungkapan terima kasih dan bersyukur yang terlontar dari mulut emak Eco. Dengan kesederhanaannya ia menyambut tamu yang datang ke lapaknya. “Terima kasih mak Eco telah menjadi guru kehidupan buat saya. Membuat air mata saya tak berhenti berlinang dengan kata-katamu. Keceriaanmu, keikhlasanmu, dan kebahagiaanmu, tulus timbul dari hati dalam menjalani peranmu,” ujar Rani dengan mata berkaca-kaca menitikkan air mata haru.
Emak Eco (65 tahun), adalah satu diantara 50 janda lanjut usia berprofesi sebagai pemulung yang menerima sumbangan paket sembako dari Komunitas Sahabat Kartini. Ada 50 paket kebutuhan pokok, antara lain berupa, beras, gula, mie instan, minyak goreng, pasta gigi, sabun, biskuit, minuman sehat, dan uang tunai, diberikan kepada para pemulung di bawah binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation.
Para janda lanjut usia yang berprofesi sebagai pemulung ini, kata Rani, menjadi teladan untuk kita dalam hal bekerja. Walau dalam posisi sulit mereka tidak meminta-minta dan tidak menggantungkan nasibnya kepada orang lain. “Kita membantu mereka sebagai bentuk empati. Mereka tidak meminta-minta dan ingin dikasihani,” ujarnya.
Kondisi mereka, justru kata Rani, mengingatkan kita untuk tetap bekerja. “Kebutuhan kita harus kita dapatkan sendiri dengan kerja keras. Tak ada yang lebih baik dari pada makan dan minum sesuai jerih payah kita sendiri. Kerja keras dan kondisi mereka harus membuat kita lebih bersyukur atas karunia-Nya,” kata Rani.
Semangat Hidup
Selain puluhan pemulung, dan pemerhati masalah sosial, hadir di acara ini artis penyanyi legendaris *Nia Daniaty,* serta Pendiri dan Ketua Umum Humaniora Foundation, *Eddie Karsito.*
Pada kesempatan tersebut, Eddie Karsito, menyampaikan terima kasih kepada pengurus Komunitas Sahabat Kartini atas bantuan yang diberikan kepada para pemulung binaannya yang kini terimbas pandemic Covid-19.
“Terima kasih kepada Komunitas Sahabat Kartini, khususnya kepada ibu Rani Anggraini Safitri. Inilah hakekat yang seharusnya kita jalani ketika kita hidup di dunia untuk saling menolong. Allah yang tidak terselami hikmat-Nya telah memberikan hukum ini kepada kita. Saling membantu (saling menolong) memerlukan kerendahan hati. Di sanalah letak kasih itu ketika kita saling membantu,” ujarnya.
Saling terkaitan, kata Eddie, membuat manusia saling tergantung satu sama lain. Hal ini secara _sunnatullah_ (hukum alam) mendorong manusia untuk memelihara hubungan baik dengan sesamanya. “Saling terkaitan ini membuat orang merasa sepenanggungan, serta saling memberi jalan keluar bagi penguatan semangat hidup bersama dan bergotong royong,” ujarnya.
Ada 219 pemulung, 50 perempuan diantaranya janda lanjut usia, serta 106 anak yatim, dan warga dhua’fa, yang menjadi binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation. Lembaga ini secara berkala membantu masyarakat kurang mampu. Menyantuni fakir miskin, orang sakit, anak yatim dan piatu, anak terlantar, pemulung, pengamen berpotensi, orang jompo, cacat dan manula (Manusia Lanjut Usia).*** (Gozal)