PN. BOGOR l — Meski tinggal di Pare-Pare Sulawesi Selatan, penyair yang karyanya Terpilih ke-2 dalam seleksi Antologi Puisi Buitenzorg -Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) dalam rangka Hari Jadi Bogor (HJB) ke 543 ini mengaku sangat akrab dan dekat dengan Bogor.
“Bukan tanpa sebab bila saya membuat puisi berjudul “Bogor, Ik Hou Van Jou” atau Bogor, Aku mencintaimu. Sebab Bogor sudah sejak lama saya kunjungi berulang kali, baik di Kabupaten Bogor maupun Kota Bogor. Dari Cimanggis, Cisalak sampai Cibinong dengan angkutan kota menikmati sebuah rasa. Ada kenyamanan untuk berinteraksi dari sisi sosial dan kuliner. Pun demikian berulang kali mengunjungi saudara Maman S Mahayana di Bojonggede, lalu bersama teman bermalam di Gunung Putri, bahkan ke Bogor Selatan bersama keluarga ingin memandang senja Gunung Salak dari hotel Rancamaya. Ini belum cerita rasa yang di Kota Bogor berburu kuliner dan malam yang memberi keramahan cuaca,” cerita Tri Astoto Kodarie.
Lebih jauh penyair pensiunan guru ini menambahkan, dari rasa syukur itulah akhirnya dicurahkan dalam bait-bait puisi tentang rasa cinta pada sebuah daerah yang bernama Bogor.
“Bait-bait puisi “Bogor, Ik Hou Van Jou” sesungguhnya soal rasa yang mendalam tentang Bogor, baik itu rasa cinta, kekhawatiran akan perubahan wilayah Bogor yang dapat mengakibatkan bencana, sejarah panjang Bogor, bahkan rasa yang memberi kenyamanan dalam berinteraksi sosial,” kata Kodarie lagi.
Meski pada saat Launching dan bedah buku Antologi Puisi Butirnzorg pada 17 Juni 2025 di Perpusda Kab. Bogor Kodarie tak bisa hadir, namun ia sangat mengapresiasi giat Komite Sastra Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) yang telah memberikan ruang untuk mencurahkan rasa melalui Antologi Puisi Buitenzorg.
“Selamat dan sukses DKKB dan Kabupaten Bogor,” pungkasnya.***(Dull)