Cara Membaca Dan Memahami Sastra Drama

Penulis: Zak Sorga

PN I —- Meskipun sama-sama menggunakan bahasa sebagai medium untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran pengarang, sastra drama dengan sastra yang lainnya, seperti novel dan cerpen, mempunyai beberapa perbedaan.

Novel dan cerpen menggulirkan jalan ceritanya dan persoalan-persoalan yang ingin disampaikan melalui suatu narasi, baik yang diucapkan dan difikirkan oleh pengarang atau narasi yang diucapkan dan difikirkan oleh salah satu tokoh yang ada dalam novel atau cerpen tersebut.

Jadi tumpuan untuk mengungkapkan perasaan pengarang adalah pada narasi sementara dialog yang diucapkan tokoh-tokoh dalam novel tersebut menjadi ungkapan pendukung. Dalam hal ini pembaca dituntun kata perkata untuk memahami secara jelas apa yang terjadi sesuai keinginan pengarang. Ruang tafsir dan imajinasi yang diberikan untuk pembaca lebih pada penggambaran audio visual.

Sementara dalam sastra drama jalan cerita, pemikiran, karakter-karakter tokoh, problem dan konflik disampaikan melalui dialog tokoh-tokoh yang ada dalam drama tersebut. Pembaca diberi ruang tafsir yang sangat luas berupa tafsir arti dialog, kandungan emosi dialog, ekspresi, laku, blocking, irama vokal, ritme permainan, konflik, tangga dramatiknya dll.

Inilah yang membuat para pembaca sastra drama yang belum berpengalaman, kadang-kadang agak kebingungan. Untuk itu dibutuhkan cara atau teknik membaca sastra drama agar bisa membaca dengan nikmat dan asyik.

Yang pertama, membaca secara global untuk memahami jalan ceritanya, serta dimana ruang lingkup kejadian dan kenapa cerita itu terjadi.***

(Penulis adalah sutradara dan dramawan)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: pajajaranred@gmail.com Terima kasih.