Cerpen Putra Gara, dalam Pandangan Pengamat di Kumpulan Cerpen Kontrak Politik

PN. BEKASI l — Menurut Nanang Ribut Supriyatin, pembedah buku kumpulan cerpen “Kontrak Politik” dalam acara Launching dan Bedah Buku di Kampus As-Syafiiyah Bekasi, Sabtu (28/06/2025) – Putra Gara memilih jalur kontemplatif, spiritual, dan personal dalam beberapa karyanya.

“Cerpennya, “Sebuah Jalan,” menjadi titik keseimbangan dalam buku ini. Ia hadir sebagai jeda yang menenangkan dari dunia politik dan gemuruh sosial yang ada di cerpen cerpen lainnya. Di sini, tokoh utamanya adalah anak jalanan yang kehilangan figur ayah pencopet, lalu menempuh perjalanan batin menuju keheningan, doa, dan akhirnya pemahaman,” ungkap Nanang.

Lebih jauh Nanang yang juga seorang penyair ini menambahkan, gaya naratif Putra Gara lembut, kadang nyaris lirih, tapi justru di situlah kekuatannya: ia tak memburu klimaks, melainkan menggiring pembaca perlahan-lahan untuk masuk ke dunia sunyi, yang justru lebih bising daripada keramaian.

“Kesederhanaannya adalah ketajamannya; ia tidak melawan dunia dengan satir, tapi dengan diam dan doa yang tak bersuara,” tutup Nanang.***

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: pajajaranred@gmail.com Terima kasih.