Oleh : Uche Ismail
PN. I — CUCURAK, kata atau istilah ini pertama kali aku dengar beberapa tahun lalu. Ketika itu, menjelang Bulan Ramadhan, aku, beserta sastrawan alm. Arie MP. Tamba, dan Umar Al-Qadri sedang mengerjakan satu pekerjaan, dan Arie Tamba memilih untuk menyewa Vila di Kawasan Kota Bogor. Karena tempatnya agak terpencil maka tidak ada warung makan di sekitar vila terbut. Jadi kami bertiga harus beranjak keluar dari wialayah tersebut pada saat jam makan, apakah siang atau malam.
Suatu senja, kami bertiga mencari warung makan yang agak jauhan dari vila tersebut. Bogor Trade Mall (BTM) menjadi tujuan kami. Di dalam mobil, sang sopir taksi bertanya tentang tempat yang akan kami tuju. Secara serentak kami menjawab, Bogor Trade Mall (BTM). Sang sopir kembali bertanya mau Cucurak? Sontak kami tertawa. Walau kami belum tahu apa artinya Cucurak. “Banyak orang yang Cucurak di BTM, ” ujar Sopir taksi itu. Sejak saat itulah kata atau istilah Cucurak mulai Aku kenal.
Cucurak yang diartikan sebagai kumpul-kumpul bersama sambil makan bersama itu kembali akrab di telingaku, setelah Putra Gara (Ketua DKKB) dan Bambang Irawan (Sekjen DKKB) mengutarakan keinginan mereka untuk menggelar Cucurak khusus bagi Pengurus DKKB. kami menyambutnya dengan sangat gembira.
Pepatah mengatakan, Di mana bumi dipijak, di situ langit di junjung. Maka, walau kami bukan Orang Sunda. Tapi, kami harus menjunjung tinggi Budaya Sunda. Sebab, selain saat ini kami bermukim di Wilayah Sunda (Kabupaten Bogor), kami juga adalah Pengurus DKKB, yang di dalamnya juga ada Komite Seni Tradisi.
Minggu, 11 April 2021. Tiba saatnya DKKB menggelar giat CUCURAK. Ketua Dewan Pakar DKKB, yang biasa disapa, Abah Jana, dihadirkan sebagai pembicara dalam acara tersebut, untuk mengurai apa dan bagaimana Cucurak itu.
Usai Abah Jana mengurai sejarah dan tradisi Cucurak dalam Budaya Sunda. Abhy Bobby (Komite Seni Peran DKKB), mengisi kekosongan bathin kami dengan Tausiah singkat.
Semua larut dalam haru bercampur riang, saat Abah Jana dan Putra Gara berkililing menyalami seluruh Pengurus DKKB sambil menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan yang mungkin mereka lakukan. Semua Pengurus DKKB menyambut dengan airmata sukacita, dengan hati tulus dan ikhlas.
Sebagaimana lazimnya Cucurak, kumpul dan makan bersama pun digelar. Yang sangat menyentuh dari gelaran Cucurak ini ialah, Adi Wild, Komite Seni Musik DKKB, memainkan gitarnya. Sontak, seuluruh Pengurus DKKB menyambut cabikan gitar Adi Wild. Lily Moza, Bendahara DKKB yang juga adalah mantan Vocalis Moza Band, mengeluarkan suara emasnya. Semua larut dalam cabikan gitar Adi. Semua berdendang riang. Arena Giat Cucurak seolah menjadi ajang Komite Seni Musik. Semua menjadi penyanyi. Maka jadilah kumpul bersama, makan bersama, dan nyanyi bersama pula.
Penghujung giat Cucurak, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Bogor (DKKB), Putra Gara. Membagikan bingkisan untuk seluruh Pengurus DKKB yang hadir saat itu. “Ini dari sponsor yang bersimpati pada kegiatan DKKB,”ujar Putra Gara.***
– (Penulis adalah Komite Seni Peran)