PN. JAKARTA l — Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla memerintahkan kepada seluruh pengurus masjid yang telah menerima Tabloid Indonesia Barokah untuk segera membakar tabloid tersebut. Sebab, tabloid itu dianggap sebagai media penyebar hoaks.
“Ya, karena itu melanggar aturan, apalagi mengirim ke masjid, saya harap jangan dikirim ke masjid. Semua masjid-masjid (yang menerima, red) itu dibakarlah, siapa yang terima itu,” kata JK yang juga Wakil Presiden, usai menghadiri Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana kepada pedonor darah sukarela, di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Sabtu (26/1).
JK juga telah memerintahkan kepada jajaran pengurus DMI di daerah untuk mengimbau kepada masjid-masjid supaya tidak mendistribusikan Tabloid Indonesia Barokah kepada masyarakat. JK meminta supaya masjid dan rumah-rumah ibadah lain tidak dijadikan tempat untuk membuat dan menyebarkan kabar bohong, sehingga dapat memecah belah persatuan umat.
“Jangan masjid jadi tempat bikin hoaks-hoaks, macam-macam itu; jangan diadu. Kita sudah perintahkan DMI untuk kasih tahu bahwa jangan masjid menerima itu, karena berbahaya,” ujarnya lagi.
Wapres memperingatkan kepada seluruh pelaku di balik pemunculan Tabloid Indonesia Barokah atau penerbit media penyebar hoaks bahwa ada hukum yang berlaku menindak penyebarluasan kabar bohong. “Jangan seperti Obor Rakyat zaman dulu (Pilpres 2014, red). Itu kan masuk penjara, dihukum kan,” ujarnya.
Ribuan eksemplar Tabloid Indonesia Barokah ditemukan di sejumlah masjid di daerah, antara lain di Solo, Yogyakarta, Purwokerto, dan Karawang. Sebelumnya, Cawapres Sandiaga Uno menduga Tabloid Indonesia Barokah digunakan oleh kelompok lawan sebagai alat kampanye hitam untuk menyerang dirinya dan Capres Prabowo Subianto.
“Itu saya serahkan kepada aparat hukum, itu adalah bagian ‘black campaign’ yang sudah kami sama-sama sepakati untuk tidak melakukannya. Akan tetapi, ternyata seperti 2014, versi 2019 keluar,” ujar Sandiaga di Jakarta, Kamis (24/1).
Tabloid Indonesia Barokah memuat informasi yang diduga meyudutkan pasangan Prabowo-Sandiaga. Tabloid itu digunakan sebagai alat kampanye hitam untuk menyerang pasangan tersebut.
Sementara di tempat terpisah, Putra Gara, selaku pengamata politik dan juga Direktur Lembaga Kajian Daerah Inspiratif (LKDI) mengatakan, bahwa saat ini masyarakat sudah sangat cerdas untuk menyaring segala informasi terkait pemberitaan yang berkembang di masyarakat.
“Tabloid Indonesia Barokah itu diterbitkan dengan satu tujuan; memberitakan berita terkait kepentingan pilpres atau pemilu 2019. Namun sayangnya pemberitaannya tidak berimbang, lebih kepada menyudutkan satu pasangan,” jelas Gara.
Meski begitu, kata Gara lagi, kecerdasan masyarakat saat ini tidak bisa dimanipulasi. Sumber informasi bertebaran dimana-mana. Di forum diskusi, komunitas, dan juga media sosial.
“Jadi tidak menutup kemungkinan dengan beredarnya tabloid tersebut, bisa menjadi senjata makan tuan,” ungkap Gara. “Karena pencalonan presiden kali ini kan cuma dua pasangan. Jadi kalau berita tersebut menyudutkan paslon yang satu, masyarakat bisa menilai bahwa tabloid tersebut untuk kepentingan paslon yang lain. Disitulah penilaian akal sehat masyarakat dibuktikan,” pungkasnya.*** (BNG)