CIBINONG, pajajarannews.com– Sesuai perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa di bulan November akan memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau yang biasa disebut musim pancaroba Direktur Umum Abdul Somad memberi penjelasan di Kantor pusat Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.
Sejak awal November curah hujan mulai kembali normal sehingga debit sungai dan mata air mulai kembali normal, namun musim pancaroba seringkali ditandai dengan keadaan cuaca yang tidak menentu disertai angin kencang dan curah hujan tinggi.
Tentunya hal tersebut dapat mengganggu proses pengolahan air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) apabila terjadi banjir dan kekeruhan tinggi sehingga proses produksi air bersih tidak berjalan maksimal, sedangkan di beberapa wilayah rawan bencana berisiko terjadi putusnya jaringan pipa air distribusi karena longsor yang berakibat pelayanan air bersih untuk pelanggan terganggu.
Untuk mengantisipasi risiko tersebut diatas, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan telah melakukan mitigasi bencana guna mencegah kerugian yang lebih besar, baik dengan antisipasi jangka pendek maupun jangka menengah.
Untuk jangka pendek itu sendiri Perumda Air Minum Tirta Kahuripan memastikan ketersediaan stok pompa, genset, perpipaan, bahan kimia yang sesuai dengan kondisi kekeruhan air baku sungai serta menyiagakan 11 unit mobil tangki apabila terjadi gangguan pengaliran.
Selain itu, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan telah bekerjasama dengan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) untuk mendapatkan infomasi keadaan debit air di hulu sungai untuk antisipasi awal juga informasi cemaran limbah di sungai tersebut, yang nantinya akan dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor untuk dilakukan penindakan.
Sedangkan untuk antisipasi jangka menengah, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam hal peningkatan teknologi pengolahan air sekaligus untuk menjawab tantangan risiko krisis atas air di saat kondisi musim ekstrim.
Direktur Umum Abdul Somad menjelaskan, selain mitigasi bencana yang dilakukan oleh Perumda Air Minum Tirta Kahuripan diperlukan juga keterlibatan pelanggan untuk menjaga ketersediaan air di rumah dan peran masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai sebagai sumber air baku.
“Untuk mengantisipasi gangguan pengaliran diharapkan pelanggan dapat menampung air dengan toren disaat pengaliran masih lancar, memantau info gangguan dan progres perbaikannya di media sosial Instagram perumdaairminumtirtakahuripan. Perumda Air Minum Tirta Kahuripan turut serta dalam tim Aparat Gabungan yang menangani Pencemaran Sungai Cileungsi sehingga dapat memulihkan kondisi Sungai Cileungsi,” ujarnya.
Sebagai info tambahan, selama musim kemarau Perumda Air Minum Tirta Kahuripan telah bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Bogor dan Damkar Kabupaten Bogor untuk menyediakan 8.792.500 liter air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bogor yang terdampak bencana kekeringan.