Oleh: Ni Made Sri Andini
PN. JAKARTA l — Ada satu lukisan yang unik yang dipajang di Pameran Seni Rupa, Sanggar Garajas di Balai Budaya 1-9 Agustus yang lalu. Pada umumnya lukisan yang dipajang berbentuk bujur sangkar atau jikapun persegi empat panjang, ukuran panjang dan lebarnya tak terlalu jauh. Tapi lukisan ini berbentuk persegi panjang yang disekat menjadi 3 ruang. Jadi mirip seperti 3 buah lukisan yang digabung jadi satu.
Seniman memang terkadang ada-ada saja idenya. Lukisan model seperti ini ternyata berhasil mencuri perhatian pengunjung. Karena beda dari biasanya.
Di luar bentuknya yang unik, ternyata konten lukisan ini juga sangat menarik terutama bagi saya sebagai kaum perempuan.
Lukisan dengan tiga ruang tersekat yang berjudul “MIMPI PERTIWI” ini, masing-masing mengandung simbol yang kuat tentang peran wanita.
Di ruang tengah, terdapat sosok wanita karir sukses dengan bintang, yang melambangkan jabatan tinggi dan keberhasilan profesional. Entah seorang jenderal wanita, seorang direktur perusahaan, atau sosok yang sukses dan disegani. Namun, tatanan rambutnya yang menyerupai sanggul Jawa sekaligus wajan/kuali, menekankan bahwa seberapa tinggi pun posisi seorang wanita dalam karir, tanggung jawab rumah tangga tetap menjadi bagian dari perannya. Istilahnya, di kantor mungkin saja sebagai sosok direktur yang sangat dihormati, tapi kembali ke rumah tetaplah seorang Ibu rumah tangga biasa.
Di sisi kanan lukisan, ada gambar kendi air yang menyerupai vas bunga, namun bunganya diganti dengan ikan-ikan. Kenapa ikan-ikan? Gambar ini seolah melambangkan peranan Ibu sebagai penyedia makanan yang bergizi (disimbolkan dengan ikan) dan minunan yang sehat (air di dalam kendi) untuk keluarganya. Ini melambangkan fleksibilitas dan kemampuan wanita untuk mengadaptasi peran tradisional dengan cara yang kreatif dan modern.
Di sisi kiri, secangkir teh dengan perahu kertas dan gunungan yang melambangkan istana, menggambarkan tugas wanita dalam memberi kasih sayang dan membangun rumah tangga yang harmonis, sekaligus mendidik anak-anak dan menghiburnya dalam suasana yang penuh cinta.
Lukisan ini secara subtil dan kreatif menggabungkan berbagai simbol untuk mengingatkan bahwa meskipun wanita bisa sukses dalam karir, peran domestik dan cinta kasih dalam keluarga tetap penting. Lukisan ini mencerminkan keseimbangan antara dunia karir dan tanggung jawab rumah tangga, dengan penekanan pada kekuatan dan kemampuan wanita untuk menjalankan keduanya.
Perempuan memang mahluk yang bisa multi -tasking! Melihat lukisan ini kok saya jadi termangu-mangu. Saya jadi ingat pada diri saya sendiri ketika belum pensiun. Merasa sangat “relate” dengan situasi yang digambarkan dalam lukisan 3 ruang ini.
Ketika berbincang dengan pelukisnya sendiri, saya mendapatkan kesan, bahwa Tommy memang menaruh concern yang tinggi terhadap perabaan wanita dalam keluarga.
Ia menyampaikan cerita kepada saya tentang peranan wanita yang berubah di Jepang (menurutnya cerita ini disampaikan kepadanya oleh seorang peneliti di Jepang), dimana Ibu yang bekerja tidak sempat lagi membuatkan sarapan untuk keluarganya. Tidak ada lagi sapa pagi, canda tawa di meja makan saat sarapan. Suami dan anak cukup membeli sarapan di vending machine. Lama-lama anak-anak tidak punya rasa hormat kepada Ibu, suka melawan dan berkata kasar, karena mereka tidak punya memory akan kasih sayang ibunya, ekspresi ibu di meja makan, dan kehilangan ikatan jiwa dan emosional dengan ibunya. Begitulah ketika perempuan kehilangan sebagian peranannya sebagai seorang Ibu. Sedih ya.
Lewat lukisan ini, Tommy ingin menghimbau kaum wanita, agar teruslah menjadi Ibu rumah tangga yang baik, meski karirmu sudah melejit setinggi apapun.
Lukisan “MIMPI PERTIWI” karya Tommy ini menawarkan pandangan mendalam tentang kompleksitas peran wanita, menggabungkan simbol-simbol tradisional dan modern untuk menyampaikan pesan yang relevan dan kuat dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Saya membayangkan, kayaknya lukisan ini sangat cantik jika dipajang di ruang keluarga atau ruang tamu, sebagai pengingat akan pentingnya keseimbangan antara karir dan kehidupan keluarga. Bisa juga dipajang di kantor atau ruang kerja, khususnya bagi wanita karir, sebagai sumber inspirasi untuk tetap mengingat dan menghargai peran penting dalam rumah tangga.***
– Penulis adalah pelaku dan pemerhati seni.