PN.JAKARTA l — Menurut Menteri Pariwisata Indonesia, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc, saat ini Indonesia berada pada sebuah revolusi sosial yang secara fundamental mengubah cara hidup.
Revolusi industri 4.0 membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya. Revolusi industri 4.0 meliputi; agriculture (pertanian), manufacturing (pengolahan), information (media massa dan media sosial), serta creative economy (ekonomi kreatif)
“Untuk kemajuan pertanian, sulit membayangkan Indonesia bisa mengalahkan Thailand. Untuk manufacturing, saat ini belum ada yang dapat mengungguli China. Kekuatan teknologi informasi ada di Amerika,” ujar menteri, saat memberi sambutan di acara ‘Halalbihalal dan Ramah-tamah’ dengan warga Banyuwangi, di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (23/06/2019).
Oleh karena itu, lanjut Arief, Indonesia akan menang bila masuk di ekonomi kreatif.
“Saat ini Banyuwangi sudah pada track (jalur) yang benar menempatkan pariwisata sebagai leading sector (sektor terdepan) dalam pembangunan daerahnya,” ujar menteri yang menjadi salah satu Dewan Pembina Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi (Ikawangi) ini.
Kabupaten Banyuwangi, menurut Arief, cukup dikenal sebagi destinasi pariwisata yang ikonik di Indonesia, bahkan dunia. Berbagai penghargaan pun diraih. Banyuwangi sudah diakui menjadi destinasi tujuan wisata kelas dunia. Global standar ini, kata Arief penting, untuk mendorong kita terus berbenah.
“Kabupaten Banyuwangi mendapatkan penghargaan internasional dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), sebagai kawasan dengan inovasi kebijakan pariwisata terbaik dunia. Banyuwangi juga mendapat penghargaan _’ASEAN Tourism Standard Award’ kategori Clean Tourist Citydi Thailand,” ujar Arief bangga.
Destinasi unggulan Banyuwangi cukup beragam, seperti Kawah Ijen yang menampilkan keindahan api biru, reputasinya telah dikenal di seluruh dunia. Juga ada Desa Wisata Osing yang merupakan desa cagar budaya masyarakat asli Banyuwangi.
Silaturrahmi antar warga Banyuwangi ini sebenarnya merupakan acara rutin ‘Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur’ yang diselenggarakan Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur, di Jakarta. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat mendapat informasi potensial tentang budaya dan adat-istiadat Jawa Timur, serta potensi wilayah yang dapat direkomendasikan sebagai destinasi wisata.
Selain Menteri Pariwisata Indonesia, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc, hadir juga Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kabupaten Banyuwangi, Dra. Peni Handayani, M.Sc mewakili Bupati Banyuwangi yang berhalangan hadir.
Hadir juga Kepala Badan Penghubung Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Drs. Dwi Suyanto, MM, Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, SS, MM, Ketua Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi (Ikawangi), Dr. H. Bambang Sugiyono, SE, M.Si, serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, para warga dan pengurus Pawarta (Paguyuban Warga Jakarta) asal Jawa Timur.
Dalam sambutannya Dra. Peni Handayani, M.Sc menyampaikan, tentang pentingnya penajaman konsep kehidupan demokrasi yang berakar pada kesadaran dan keluhuran akal budi, antara lain melalui filosofi saling ‘asah, asih dan asuh.’
“Masyarakat Banyuwangi maju bersama di manapun. Dengan bertemu kita saling asah, saling asih, dan asuh. Filosofi tersebut menjadi modal kultural masyarakat Banyuwangi, selain potensi keindahan alamnya. Hal ini menjadi modal kita untuk menjadi yang terbaik,” papar Peni Handayani.
Sambutan lainnya dari Gubernur DKI Jakarta, H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D, disampaikan melalui videophone (pesan rekaman).
Tari ‘Gandrung’ yang Memukau
Duta seni Kabupaten Bayuwangi menampilkan grup musik Patrol Kawitan, mengiringi sejumlah lagu dengan komposisi resembling jazz. Disusul kemudian penampilan beberapa tarian, diantaranya ; tari ’Gandrung Kembang Menur’, ‘Menjeng’, dan tari ‘Baritan’. Tampil juga Fitri Karlina dan Danang Pradana Dieva, artis penyanyi dangdut asal Banyuwangi, yang kini eksis di Jakarta. Melengkapi materi pertunjukan tampil juga hiburan Dagelan(Lawak).
Selain menggelar berbagai potensi kesenian daerah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, juga membawa serta para penggiat usaha yang tergabung di UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Para pengusaha kirya ini memamerkan dan menjual sejumlah produk unggulan kerajinan dari Kabupaten Banyuwangi.
Para seniman yang terlibat sebagai tim kreatif di pergelaran ini, antara lain; Suko Prayitno, S.Pd (Penata Tari), Adelin Mustika Alam, S.Sn (Penata Musik), Monica Yerike Anggreani, S.Sn (Penata Kostum dan Penata Rias), serta didukung puluhan pengrawit, penyanyi dan penari.
Duta seni dari Kabupaten Banyuwangi ini di bawah pembinaan langsung Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Selaku Penasehat, adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, MY. Bramuda, S.Sos, M.BA, MM. Penanggungjawab Ir. Choliqul Ridha, M.Si (Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi), serta Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Nurhamim, S.Pd, M.Si bertindak sebagai Pimpinan Produksi.
Bertindak sebagai Juri Pengamat Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur adalah, Suryandoro, S.Sn (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra. Nursilah, M. Si. (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Catur Yudianto (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).
Mengakhiri agenda acara bulan Juni 2019 Anjungan Jawa Timur akan menampilkan duta seni daerah dari Kabupaten Magetan (30/06/2019). Bulan berikutnya menampilkan duta seni dari Kabupaten Trenggalek (07/07/2019), Kabupaten Pamekasan (14/07/2019), Kabupaten Nganjuk (21/07/2019), dan Kabupaten Bojonegoro (28/07/2019)./*** (GR)