Sajak-Sajak Pulo Lasman Simanjuntak

BAYI EL TELAH DATANG

bayi el telah datang
pada malam berdandan
buih ombak lautan
seberang negeri kekelaman
menjauhi bencana alam
mukanya tumbuh pohon anggur
warna kemerahan

lalu tanpa layar dan angin sakal
bayi el yang jenaka ria
memikul sebungkus pulau sunyi senyap
membatu sekian abad

tiba-tiba ia ledakkan
dengan satu kidung syair kering kerontang ;
inikah cucumu
lahir pada prasejarah

sempurna sudah kaki dan tangannya
seperti tubuh kerbau
yang tanduknya sangat kuat
menikam matahari pagi

bayi el setelah itu berlari kencang
ke rumah sembahyang
di perempatan akhir zaman
lantainya dari gempa airmata kehinaan
dindingnya dilapisi emas kesesakan tak berdaya

tak juga kunjung selesai
memintal sajak ini
menulis tentang penyangkalan iman
membentuk semacam akar liar
merambat sampai benua antartika
ibadah jadi dua bahasa

Jakarta, Jumat 12 Januari 2024

__________________________________

SITUS BABEL

tubuh rohaniku terus mendaki
sampai ke kaki-kaki menara
langit kelam
dibangun dengan keangkuhan
ingin merebut kemerdekaan dari Tuhan

lalu dengan sangat ketakutan
kutulis sejarah suara para dewa
berhala pada diri sendiri
mulai menyembah matahari pagi

maka datanglah raja nebukadnezar
dalam mimpiku
diam-diam mentahbiskan
patung emas setinggi enam puluh hasta
di dataran dura wilayah babilonia

“kamu harus menyembahnya saat sangkakala dibunyikan karena ini akan jadi sembahan manusia akhir zaman yang semakin brutal menyobek kelamin dewa dan korupsikan anggaran pendapatan negara di negeri tanpa matahari,” katanya penuh amarah

jadilah sembahyangku bersama sadrakh, mesakh, dan abednego
persis di pintu dapur api yang menyala-nyala liar

imanku terbangun
dari himpitan batu karang tegar
garang melawan ketidakadilan
kemiskinan yang terus memanjang
kelaparan bertubi-tubi
menusuk pisau bumi

mengapa bunga utang piutang
makin bertumbuh ke atas ? tanyaku lewat media sosial
sampai menembus dua puluh dua ribu triliun rupiah
tersebar dalam kantong-kantong plastik hitam
berakhir pada hamparan beras hitam

“tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku raja ,kami tidak akan memuja dewa tuanku selain pencipta langit dan cakrawala sampai langit ketiga,” jawabnya

aku jadi ikut tertawan
di tempat pembuangan binatang liar
tempat pertambangan
orang-orang durhaka
yang telah mencuri kutuk dosa
berzinah dan bersetubuh tak wajar
dengan perempuan-perempuan asing
sambil tak lupa
rajin memuja dewa bel-marduk

kembali aku ikut menggenapi nubuatan
bersama ezra dan nehemia
membangun tembok kekar kota suci
meratapi tangisan paranabi

“pembaharuan harus segera dilakukan
sebelum turun hujan anggur kemurkaan
terbakar api dan belerang,” pesan para ahli khatam yang tiba-tiba muncul membawa kitab taurat

menatap mataku berat
mereka seperti minta doa penyembahan
pengampunan nenek moyang
yang terluka darah murtad
terjebak dalam cawan lembab

situs babel sudah rubuh
lenyap ditiup badai gurun pasir
tak bisa bangkit lagi percabulannya
bernyanyi atau menari kepalsuan
di gedung kesenian tempat pemujaan
ribuan katak dan roh-roh najis

tertimbun dosa membatu
jadi timbul malapetaka mengerikan
dibakar api dan belerang

Jakarta, Senin, 5 Juni 2023

_________________________________

BERLAYAR KE SODOM DAN GOMORA MELALUI PETA PUISI

kutulis puisi
di atas hamparan bukit
lembah dosa maut
yang menghijau
disemai pohon palem zaitun
anggur semerbak harum
bunga kuhirup
sepanjang tahun

di tanah gandum
yang menguning
menutupi ladang
nyanyian koor pagihari
bercumbu dengan kawanan domba
ratusan ternak liar

setelah itu,
kulukis galeri karya seni
negeri timur jauh
dihiasi istana zaman batu
sementara aku
masih sempat bertegur sapa
dengan para kafilah padang pasir

kapalku terus berlayar
menebus pelabuhan
perdagangan emas , perak dan permata biru
tersedia di gudang peti kemas
berisikan adegan persetubuhan
tak wajar

maka dimulailah
pesta pora para imam baal
di kuil baal berit
di kota sodom dan gomora
diselimuti kemewahan, kemakmuran, kepelesiran, sampai kesombongan
waktu senggang
untuk pemujaan dewa-dewi
napsu birahi
sebagai mangsa penggodaan setan

“ayo kita pesta dinihari sampai mabuk, jangan kendalikan napsu birahimu yang paling jahat dan kejam, ini malam terakhir sebelum mimpi-mimpi kita dibinasakan oleh dua malaikat Tuhan,” teriak mereka saat kapalku masih terus berlayar ke suatu benua yang penuh kenikmatan dunia

segera kututup pintu kapal
saat para pelancong itu
telah menawarkan berkat
pengharapan damai
suara ejekan, cemoohan, dan gemuruh amarah mengalir dalam tubuh puisi ini

sedangkan di luar samudera raya
kulihat serombongan kaum tuna netra
sedang menebar cerita omong kosong
tentang harta yang tersimpan
dalam bank bawah tanah
korupsi yang makin menggila
permukiman dengan jendela berlian
pamer mata uang paling mewah
membuat iman mereka
menjadi tawar

Tuhan lalu turunkan
topan belerang
api dari langit
membakar sampai hangus
padang subur, kebun anggur, istana
sampai ke pintu kuil-kuilnya

bahkan api ganas
ikut membakar bait-bait puisiku
ketika masih menulis syair kemurtadan
tak menurut kepada hukum-Nya
tak ada lagi pengampunan dosa
pertobatan yang rajin mencair
membeku dalam karang tegar

kapalku lalu menepi
lepas jangkar di kota siddim
sambil menangisi anak-anak lot
berzinah di dalam gua tua
di bawah gunung yang juga ikut hangus terbakar

selesai sudah berlayar
ke sodom dan gomora
melalui peta puisi

______________________________

BIODATA PENYAIR :
Pulo Lasman Simanjuntak, menulis puisi pertama kali berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada bln Juli 1977.Setelah itu sejak tahun 1980 sampai tahun 2023 ini berturut-turut karya puisinya dimuat (dipublish) diberbagai media cetak, media online, dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia.
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU.Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 26 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN, Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ) Sastra Nusa Widhita (SNW) ,Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta, Penikmat Seni Budaya, Storia Sastra, Bengkel Narasi, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Sastra Reboan dan anggota Sastra Indonesia.
Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan, bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Kontak Person : 08561827332 (WA).

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: pajajaranred@gmail.com Terima kasih.