banner 728x250

Santri dari Berbagai Daerah Unjuk Karya di Malam Anugerah SANFFEST 2025

banner 120x600
banner 468x60

PN. Jakarta l — Santri dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan kapasitasnya sebagai kreator film dalam Malam Anugerah Santri Film Festival (SANFFEST) 2025 yang digelar di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (21/12/2025) malam.

Ajang ini menjadi ruang apresiasi bagi santri pesantren yang mampu menuangkan gagasan, nilai, dan realitas sosial melalui medium film. Tidak hanya menjadi ajang kompetisi, SANFFEST 2025 juga menegaskan tumbuhnya ekosistem perfilman di lingkungan pesantren.

banner 325x300

Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang hadir pada malam penganugerahan menilai santri memiliki peran penting dalam pembangunan kebudayaan nasional. Menurutnya, pesantren selama ini telah menjadi pusat lahirnya karya sastra, seni, dan budaya, dan kini mulai berkembang sebagai ruang kreatif perfilman.

“Santri bukan hanya pewaris tradisi pesantren, tetapi juga bagian penting dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia melalui film. Saat ini kita sedang membangun ekosistem film di pesantren,” kata Fadli Zon.

Ketua Komite SANFFEST 2025, Neno Warisman, menyampaikan bahwa karya film santri menghadirkan perspektif baru yang mematahkan stigma lama. Film-film tersebut dinilai jujur, segar, dan dekat dengan realitas masyarakat.

Pada malam anugerah, sejumlah santri dan pesantren dari berbagai daerah menerima penghargaan. Anugerah Film Cerita Terbaik SANFFEST 2025 diraih oleh Iman dan Imam dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. Karya tersebut juga mengantarkan mereka meraih Anugerah Penyutradaraan Terbaik serta Penata Busana dan Tata Rias Terbaik.

Para santri penerima anugrah

Anugerah Pengarah Artistik Terbaik diberikan kepada Zahra dari MA Zainul Hasan 1 Genggong. Film “Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang” dari Pondok Pesantren Bahrul Huda, Bangka, meraih Anugerah Sinematografi Terbaik dan Pemeran Putra Terbaik.

Sementara itu, Anugerah Penyunting Gambar Terbaik diraih oleh film Kesempatan dari Pesantren Modern Khalifah, Jawa Barat. Anugerah Pemeran Putri Terbaik diberikan kepada Iqob melalui film Hukuman dari Darul Arqam Gombara. Adapun Anugerah Penata Suara Terbaik diraih film RAJA (H) TERAKHIR dari Pondok Pesantren Al Hidayah Karangploso, Jawa Timur.

Melalui SANFFEST 2025, potensi santri daerah dalam dunia perfilman nasional semakin terlihat. Karya-karya yang lahir dari pesantren ini diharapkan mampu memperkaya khazanah perfilman Indonesia sekaligus menjadi ruang ekspresi kreatif bagi generasi muda di daerah.

– (Dulloh)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *