PN.BOGOR l — Tenjo terletak di Kabupten Bogor Provinsi Jawa Barat, tepatnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pada saat ini, ketersediaan ikan di wilayah Tenjo didominasi ikan air tawar, seperti ikan lele dan nila. Komoditas ikan menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Komoditas sayuran didominasi jenis kangkung, bayam, caisim, sawi dan tauge. Komoditas tersebut memiliki kelimpahan yang tinggi sehingga selalu tersedia setiap hari.
Jika meninjau kondisi wilayah Tenjo, saat ini sedang dilakukan pembangunan terutama untuk kebutuhan perumahan. Oleh karena itu, terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian, khususnya sawah menjadi perumahan. Namun, lahan pekarangan rumah penduduk di Tenjo masih cukup luas sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga melalui kegiatan dibidang pertanian dan perikanan.
Berdasarkan kondisi yang diuraikan tersebut, Aris Munandar, S.Pi., M.Si (Dosen Ilmu Perikanan, Untirta) yang sedang menempuh program doktoral Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian – Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Karang Taruna Bina Bhakti Mandiri hadir untuk mengatasi permasalahan yang ada di Desa Tenjo melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Solusi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah penerapan Budidaya Ikan Didalam Ember (Budikdamber). Teknologi ini dikembangkan dengan wadah yang sudah dimodifikasi sistem pembuangan air dan kontrol ketinggian air. Budikdamber masih kurang familiar bagi masyarakat Tenjo. Oleh karena itu, pada tahap pertama dilaksanakan pelatihan Budikdamber pada hari Rabu, tanggal 1 Juni 2022. Aris Munandar, S.Pi., M.Si menjelaskan bahwa Budikdamber mudah untuk diterapkan, mudah dalam perawatan, dan biaya yang dibutuhkan relatif murah. Hasil panen ikan pada Budikdamber mengandung gizi yang tinggi seperti protein dan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, sayuran kaya akan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
Paket Budikdamber terdiri dari ember 80 L, gelas cup, keran, media tanam, benih kangkung dan ikan lele. Kangkung dapat dipanen setelah berumur 28 hari, lalu dapat dipanen lagi sebanyak 2 kali dengan interval waktu 2-3 minggu. Ikan lele dapat dipanen setelah pemeliharaan selama 3-4 bulan. Pelatihan dihadiri oleh 20 peserta yang dibagi menjadi 6 kelompok untuk mendapatkan satu paket Budikdamber. Pada tahap kedua, setiap kelompok akan dimonitoring setiap minggu untuk ditinjau perkembangan Budikdambernya.*** (Soleh Sohih)