PN. BOGOR l — Selasa, 22 April 2025 sekitar jam 10 Selasa pagi, ruas Jalan Sukasari, Babakan Siliwangi tetiba jadi ramai dengan aksi teatrikal yang dilakukan para pegiat Forum Aliansi Seniman Jalanan (Folusi Senja). Mereka lakukan aksi teatrikal ini sebagai wujud kepedulian terhadap kerusakan lingkungan, pemanasan global, deforestasi, penambangan liar, fungsi alih lahan dan lainnya akibat beragam tindakan destruktif yang begitu massif merusak bumi demi pelampiasan keserakahan berdalih kemajuan ekonomi dan industri.
Mengenakan kostum manusia sampah, dilumuri lumpur dan limbah sebagai simbolisasi derita bumi yang terus dieksploitasi tanpa recovery yang berarti, sosok-sosok ini berjalan menebarkan kata-kata penyadaran sepanjang jalan pada setiap orang yang menyaksikan aksi mereka. “Jaga bumiku, dari eksploitasi”, “jaga hutanku, dari pembalak biadab!”, “Jaga lautku, dari penjarahan”, Jagalah gunung dan keanekaragaman hayati di muka bumi”, demikian beberapa ujaran yang mereka sampaikan.
Sosok-sosok itu berjalan hingga masuk ke kampung dan gang kecil, sampai di bantaran kali Ciliwung tepat di bawah Taman Malelang, RT 01/RW 02, Kelurahan Sukasari, Kec.Bogor Timur, Kota Bogor sebagai pusat kegiatan peringatan Hari Bumi.
Di bantaran kali Ciliwung mereka melakukan ‘prosesi teatrikal ruwat bumi’ diiringi musikalisasi rajah bubuka dan panutup oleh Kang Madun dan Team Folusi Senja hingga prosesi ruwat bumi berakhir dengan ditandai pembasuhan sosok-sosok itu dengan air suci “Tirta Amerta” sungai Ciliwung dan ditutup dengan pernyataan sikap yang berbunyi:
“Kami Folusi Senja menyatakan perlawanan pada mereka yang tak henti merusak lingkungan, pada mereka yang tak henti mengeksploitasi bumi, pada mereka yang mencemari tanah dan air negeri kami, pada mereka yang tak peduli masa depan anak-anak bumi pertiwi!”, Folusi Senja: Kami Seniman, Bukan Preman! ucap mereka serentak.
Kegiatan hari bumi yang rencananya akan dihadiri Wakil Wali Kota Bogor dan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor karena satu dan lain hal tak bisa hadir kemudian diwakili pengurus RW 02, Lurah Sukasi dan Camat Bogor Timur serta dihadiri pula oleh Satgas Ciliwung, SKD Center, Tagana Kota Bogor, Karang Taruna Sukasari, ibu-ibu Kader Dayang Sumbi Sukasari, anggota komunitas yang tergabung dalam Folusi Senja antara lain: KPJ Merdeka, Sambu Street, Tugu Kujang, Jangkar Jiwa, Sikil Gembel dan warga masyarakat sekitar.
Mereka masing-masing menyampaikan dukungan dan apresiasi pada kegiatan Folusi Senja ini dan turut serta menanam bibit pohon di bantaran sungai Ciliwung yang rawan longsor. Mereka yang hadir juga berharap aksi kepedulian lingkungan terus berlanjut untuk mengingatkan warga akan pentingnya melestarikan bumi sebagai tempat hidup bersama ummat manusia dan sesama makhluk penghuni ekosistem bumi.
Royes ‘Gimbal’ yang bertindak sebagai koordinator kegiatan menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan hari bumi ini adalah agenda Folusi Senja sebagai wujud kepedulian seniman jalanan bagi kelestarian bumi dan lingkungan, “Kami yang bergerak di jalanan bukan tak punya kepedulian, kami juga bisa berorganisasi, bisa berkreasi dan berbagi, kegiatan ini adalah wujud kontribusi kami untuk bumi tercinta ini,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Keling sebagai pengarah acara juga mengungkapkan bahwa, “Walau sederhana, dalam kegiatan ini, kami ingin mengucapkan rasa syukur dan terimakasih pada bumi, pada tanah air ibu Pertiwi yang telah menghidupkan dan menghidupi kami,” ujar Keling berapi-api.
Acara kemudian ditutup dengan ekspresi bebas para seniman jalanan dengan beragam cara dan bentuk seni mereka menyuarakan keprihatinan pada bumi yang terus tersakiti.*** (Ckr)