PN.BOGOR l — Polemik Sentra Kuliner Malabar Kelurahan Tegal Lega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor, kian memanas dengan pernyataan camat yang terkesan alergi dengan kehadiran wartawan. Camat Bogor Tengah, Abdul Wahid, saat memberikan sambutannya pada acara 1st Anniversary sentra Kuliner Malabar itu, Sabtu (03/09/22), sempat berucap, ‘Kepada pedagang, harap tidak bicara keluar, baiknya di sini saja, jangan bicara ke wartawan’. Pernyataan tersebut dapat dianggap menghalang-halangi untuk melakukan kegiatan jurnalistik, bahkan ada indikasi menutupi informasi publik.
Ketika hal itu ditanyakan kepada Camat Bogor Tengah, dia mengelak mengeluarkan perkataan itu, bahkan berdalih polemik yang terjadi di masyarakat janganlah di blow up ke publik melalui medsos dan kejurnalistikan.
“Ya seandainya ada masalah, masih bisa diselesaikan secara internal. Jangan sedikit-sedikit ramai di medsos lalu undang wartawan, kan masalah dapat dimusyawarahkan,” ucap Abdul Wahid, Camat Bogor Tengah, saat diminta keterangannya selepas sambutan Anniversary Sentra Kuliner Malabar, Sabtu (03/09/22).
Sementara, Ketua SWI Bogor Raya merasa ucapan Abdul Wahid ke publik, sama artinya menghalangi kegiatan jurnalistik. Bahkan berusaha menutupi polemik yang terjadi di Sentra Kuliner Malabar (ex Taman Tuyul).
“Kami sangat menyayangkan sikap seorang publik figur yang merupakan kepala wilayah seperti itu, bahkan ada kesan alergi terhadap kehadiran wartawan,” kata Yusuf Muliadi, Ketua SWI Bogor Raya yang ditemui di kawasan Bogor Nirwana Residence (BNR), Sabtu (03/09/22) malam.
“Bahkan selama ini kita jalin komunikasi, baik itu dengan Camat Bogor Tengah sekalipun, tapi kok terkesan alergi dengan kehadiran kami yah,” imbuhnya.
“Maka itu kami meminta agar Camat Bogor Tengah mengklarifikasi ucapannya, karena kami sebagai jurnalis merasa beliau tidak suka dengan kehadiran kami untuk mengkonfirmasi,” tegasnya.
Salah satu mantan Humas Kecamatan Bogor Tengah, juga mengiyakan kelakuan Camat Bogor Tengah yang terkesan acuh terhadap rekan wartawan.
“Iya itu jeleknya dia, ngegampangin orang,” celetuk mantan wartawan itu singkat.
Terpisah, Wakil-wakil Ketua SWI Bogor Raya juga beranggapan ucapan itu tidak etis dilontarkan oleh seorang kepala wilayah, apalagi dalam sambutan pada acara Universary Sentra Kuliner Malabar itu.
“Saya mewakili para jurnalis merasa agak heran dengan pola pikir Camat itu. Kok seakan-akan kegiatan jurnalistik ini terasa terasingkan atau dengan adanya ucapannya itu. Ditambah lagi ucapan itu disimak oleh para pedagang, para pengunjung yang hadir. coba bayangkan bila mereka menerka dengan hal yang kurang pas, bukan menutup kemungkinan akan berpotensi menimbulkan paradigma negatif bagi wartawan yang hendak melakukan kegiatan jurnalistik di sana,” terang Ryan, Wakil Ketua II SWI Bogor Raya.
“Saya juga sangat menyayangkan, tidaklah etis seorang Camat yang merupakan seorang pemimpin berucap seperti itu di muka umum. Bila memang tidak senang kepada kami, dapat disampaikan secara pribadi, atau jangan-jangan memang alergi terhadap wartawan?” ucapnya secara tegas.
Bahkan Wakil Ketua I SWI Bogor Raya pun merasa tersinggung dengan ucapan Camat Bogor Tengah dalam pidatonya di acara Anniversary itu.
“Saya sangat tersinggung dengan apa yang dikatakan Abdul Wahid S Ag selaku Camat Bogor Tengah itu, semestinya dia dapat berhati-hati saat berpidato di depan publik. Apalagi ini menyinggung kami yang berprofesi sebagai wartawan, apa kewenangannya juga membatasi komunikasi antara masyarakat dengan para pekerja media,” tutur Deni Rahman, Wakil Ketua I SWI Bogor Raya secara geram.
“Dan masalah ini akan kami sampaikan kepada Kepala Daerah, supaya hal seperti tidak lagi akan terulang diucapkan seorang pejabat publik,” pungkasnya.*** (Ru)