JAKARTA, transnews.co.id |Kegiatan Car Free Day (CFD), Minggu, 24 Maret 2019 agak berbeda karena hadirnya Presiden Jokowi dalam rangka peresmian Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Kehadiran presiden menyebabkan banyaknya masyarakat yang tumpah ruah di sepanjang bundarahan HI. Salah satu kelompok masyarakat yang hadir dan menarik perhatian adalah kelompok masyarakat berkostum merah dalam balutan adat, yaitu Masyarakat Diaspora Timor (Amanatun).
Masyarakat diaspora Amanatun ini tergabung dalam oraganisasi Ikatan Keluarga Besar Amanatun (IKBA) Jakarta ini tampil membawakan pesan-pesan budaya dan pesan ke-Indonesiaan. Di sela sela kegiatan olahraga yang padat, masyarakat Amanatun justru menampilkan parade budaya Timor berupa tarian, musik dan kostum etnik bernuansa tenunan Amanatun. Lebih dari 150 warga diaspora Amanatun yang hadir dan ikut meramaikan parade budaya tersebut.
Omega DR Tahun,SKM,M.Kes, Ketua Masyarakat Amanatun Jakarta saat diwawancarai menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan Parade Budaya Amanatun Jilid 2, Jilid 1 telah dilaksanakan tepat pada satu bulan yang lalu, yaitu 24 Februari 2019.
Kegiatan kali ini agak berbeda karena IKBA hanya menampilkan aspek budaya Amanatun, sedangkan di bulan lalu disertai dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis.
“Kali ini Kami hanya ingin fokus meng-eksplore budaya Amanatun, Kami akan jadikan kegiatan ini sebagai kegiatan rutin organisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya Amanatun pada masyarakat luas, Kami juga ingin menunjukan kepada masyarakat Jakarta dan Indonesia bahwa negeri kita kaya budaya dan pluralis, Kita beragam dan Kita adalah satu Indonesia” terang Omega.
Masyarakat Jakarta yang berkunjung pada kegiatan CFD tersebut begitu antusias menikmati penampilan para penari yang sangat bersemangat dalam mempertontonkan tarian adat seperti ; tarian bonet, maekat dan parade kostum khas Amanatun. Selain tarian adat, tarian umum seperti tarian Flobamora, Jai dan Tobelo juga ditampilkan sehingga semakin banyak masyarakat yang ikut menari bersama.
Banyak diantara pengunjung yang meminta berfoto bersama, bertanya tentang budaya Timor dan bahkan ikut menari bersama.
Dalam kegiatan ini, banyak diantara pengunjung juga yang ingin membeli produk-produk budaya Amanatun seperti ; selimut, sarung, selendang dan suni namun sungguh disayangkan karena tidak ada diantara anggota yang mau menjualnnya.
“Mungkin ke depan Kami akan berinovasi dan membuat bazar khusus menjual produk produk budaya Amanatun” kata Dewi Ninu, Bendahara IKBA.
Dalam closing statement-nya, Omega DRT menyatakan bahwa musik dan tarian adalah sesuatu yang bersifat universal dan menyatukan, Kami berharap melalui kegiatan budaya seperti ini akan semakin menumbuhkan spirit masyarakat dalam merawat kebhinekaan, pluralisme telah menjadi kekuatan Indonesia.
“Bangsa ini hadir karena keberagamannya, oleh karena itu kami akan terus menghadirkan narasi narasi positif ke-Indonesiaan melalui atraksi budaya dan seni seprti ini.” pungkas Omega. – SEMI