Lestarikan Wayang Timplong Warisan Leluhur Melalui Pementasan

PN.JAKARTA l — Tidak semua orang mengenal _Wayang Timplong_. Bahkan warga Nganjuk sendiri sebagian tak tahu kesenian asli Kabupaten Nganjuk ini. Padahal _Wayang Timplong_ merupakan kesenian asli leluhur mereka. Kesenian ini menjadi satu dari sekian jenis wayang yang eksis dalam khazanah seni budaya di Nusantara.

Wayang khas Nganjuk ini unik. Badannya terbuat dari kayu pahatan. Tangannya terbuat dari kulit. Kisah-kisah cerita yang dimainkan pun berkisar sejarah di pulau Jawa. Berbeda dengan wayang _Purwa_ pada umumnya yang menceritakan kisah _Mahabarata_ dan _Ramayana_.

Lakon _Wayang Timplong_ justru asli khas nusantara; Indonesia. Ceritanya bersumber dari masa Jawa periode klasik, atau yang dikenal dengan cerita _’Panji’_. Isinya mengenai kepahlawanan dan cinta terkait dengan tokoh utamanya, Raden Inu Kertapati _(Panji Asmarabangun)_ dan Dewi Sekartaji _(Galuh Candrakirana)_.

Namun sayangnya cerita _Panji_ juga banyak dilupakan. Bahkan banyak orang tidak tahu. Padahal cerita _’Panji’_, adalah karya sastra dan budaya Indonesia yang pengaruhnya hingga ke luar negeri. Menyebar ke seluruh jazirah Nusantara; Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina.

Beruntung pemerintah Kabupaten Nganjuk mengangkat keberadaan _Wayang Timplong_ ini ke dalam konten tarian. Karya ini dipersembahkan pada acara Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (21/07/2019).

Walau bukan kesenian wayang aslinya, tarian _’Timplong’_ tersebut setidaknya dapat menjadi media penyampai dan ingatan terhadap eksistensi seni wayang kayu khas Kabupaten Nganjuk yang lapuk termakan zaman.

“Kabupaten Nganjuk tidak hanya berpotensi di bidang pertanian, keindahan alam, industri, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tetapi juga potensi bidang seni dan budaya. Silahkan berbagai potensi budaya, seni tari atau seni yang lain dikembangkan. Karena hal ini merupakan satu rangkaian pembangunan,” sambut Bupati Nganjuk, *Novi Rahman Hidayat, S.Sos., M.M*, yang hadir di acara apresiasi budaya Jawa Timur ini.

Turut menyaksikan pergelaran ini Kepala Badan Penghubung Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, *Drs. Dwi Suyanto, MM*, dan Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, *Samad Widodo, SS, MM*.

Hadir juga Wakil Bupati Nganjuk, *H. Marhaen Djumadi*, Sekretaris Daerah (Sekda) Nganjuk *Agus Subagyo*, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk *Drs. Supiyanto, MM*, Kepala Bidang Kebudayaan, *Pasiyan, SH, MM*, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Nganjuk, Ketua Paguyuban Warga Nganjuk di Jakarta, *Sri Wardhati Sani,* serta para warga dan pengurus Pawarta (Paguyuban Warga Jakarta) asal Jawa Timur.

Novi berharap, agar Kabupaten Nganjuk diberi kesempatan tampil dalam Paket Acara Khusus (PAK) di tahun 2020 nanti. Sehingga berbagai potensi Kabupaten Nganjuk, khususnya seni budaya, dan pariwisata, dapat lebih terapresiasi. “Kami mengharapkan dalam pelaksanaan acara tersebut para Duta Besar berbagai Negara diundang untuk menyaksikan, agar potensi Kabupaten Nganjuk dapat dikenal lebih luas,” ujarnya.

*Tarian _’Timplong’_ Memikat*
Tarian _Timplong_ dipersaksikan secara memikat. Ditarikan oleh gadis-gadis cantik dengan gestur tubuh energik, namun tetap memperlihatkan kelenturan tubuhnya sebagai wanita.

Tarian _Timplong_ yang ditampilkan ini memiliki kekuatan pada konsep. Walau dari segi tata artistik panggung, properti minim dan sederhana, namun secara konsepsional memberi daya hidup pada suasana dramatik pertunjukan. Berbagai elemen lainnya seperti, tata rias, kostum penari, irama gamelan, hingga tembang, semua menyatu menjadi kesatuan yang utuh sebagai pertunjukan seni yang mempesona.

Mengawali penampilannya duta seni dari Kabupaten Nganjuk ini menampilkan tari _’Maeswara Swantantra Anjuk Ladhang.’_ Disusul nyanyian daerah _’Kidung Nyawiji’_ serta seni drama tari _’Babad Bumi Anjuk Ladang’._ Dipenghujung acara kelompok kesenian yang dipimpin langsung *Pasiyan, SH, MM,* selaku Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Nganjuk ini, menggelar kesenian _Langen Beksa Tayub._

Tari _’Maeswara Swantantra Anjuk Ladhang’_ menggambarkan rasa syukur atas kejayaan masyarakat Bumi Anjuk Ladhang, mendapat anugerah tanah _perdikan_ (wilayah kerajaan) pada masa Epu Sendok, raja Mataram Hindu yang terakhir. Hal ini ditandai dengan berdirinya tugu kemenangan; ‘Jaya Stamba.’

Melengkapi penyajian acara kesenian daerah, pemerintah Kabupaten Nganjuk juga membangun stand khusus yang memamerkan dan menjual sejumlah produk unggulan, antara lain, kerajinan batik, sandangan, sepatu, tas, sandal serta berbagai jenis kuliner. Kegiatan ini melibatkan para penggiat usaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Kabupaten Nganjuk.

Duta seni dari Kabupaten Nganjuk di bawah pembinaan Bupati, *Novi Rahman Hidayat, S.Sos., M.M*. Penasehat, adalah Wakil Bupati Nganjuk, *H. Marhaen Djumadi* dan Sekretaris Daerah (Sekda) Nganjuk, *Agus Subagyo*. Penanggungjawab, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk * Drs. Supiyanto, MM,* dan Pimpinan Produksi, Kepala Bidang Kebudayaan, *Pasiyan, SH, MM*.

Bertindak sebagai Penata Laku, *Bisowarno*, Penata Gerak/Tari, *Delima, Ratri*, dan *Ani*, Penata Kostum dan Penata Rias, *Sri Endah, Erdi Diana*, dan *Kristin Ratnawati*, Penata Musik *Sony Jatmiko, S.Pd*, Penata Panggung *Totok Sontro*, serta didukung puluhan pengrawit, penyanyi dan penari.

Selaku Juri Pengamat Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur adalah, *Suryandoro, S.Sn* (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), *Eddie Karsito* (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), *Dra. Nursilah, M. Si.* (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan *Catur Yudianto* (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).

Anjungan Jawa Timur selanjutnya akan menampilkan duta seni dari Kabupaten Bojonegoro (28/07/2019). Agenda bulan Agustus 2019, menampilkan duta seni dari Kabupaten Kediri (04/08/2019), Kabupaten Pasuruan (18/08/2019), Paket Acara Khusus Kabupaten Lamongan (24/08/2019), dan Kabupaten Ngawi (31/08/201), sekaligus dalam rangka memperingati 1 Muharram 1441 H./*** (BS)

Loading

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: pajajaranred@gmail.com Terima kasih.